2.1. LINGKUNGAN
Isu lingkungan hidup menempati
bagian penting dari diskursus publik internasional kontemporer. Ini dessebabkan
oleh krisis keseimbangan ekologis yang dialami dunia dengan percepatan terutama
setelah Perang Dunia II. Planet yang kita diami ini tengah mengalami proses “global
warming” yang disebabkan oleh pengeluaran yang berlebihn dari gas-gas
“rumah hijau” yang paling terkenal diantaranya adalah kloroflorokarbon. Gas-gas ini menyebabkan
berkurangnya lapisan ozon yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang
dipancarkan oleh Matahari. Masalah lainnya meliputi deforestasi hutan tropis,
yang berguna untuk mensirkulasi gas-gas berbahaya menjadi oksigen, yang terjadi
pada tingkat yang menakutkan, yaitu 30.000-37.000 mil persegi pertahun, di
Sub-Sahara proses desertifikasi terjadi dengan tingkat per tahunnya sebesar 6
juta hektar. Dunia pun mengalami prospek musnahnya ratusan ribu spesies dalam
waktu dua puluh tahun ke depan. Bila tingkat perusakan lingkungan seperti yang
ada sekarang berlanjut, planet Bumi tidak akan sanggup lagi menunjang para
penghuninya. Baik negara berkembang yang sedang membangun ekonominya
maupun negara-negara industri sama-sama memiliki kepentingan nasional yang
mempengaruhi sikap dan kebijakan mereka dalam mengatasi isu lingkungan hidup
global. Persoalan utama yang terjadi di Negara-negara
berkembang adalah upaya pemerintahan yang berkuasa untuk menjadikan pembangunan
ekonomi sebagai sumber legitimasi kekuasaan sehingga kemudian menjadi semacam
ideology yang tak boleh diganggu gugat. Umumnya ekspor negara
berkembang bertumpu pada sumber daya alam. Indonesia misalnya, mengandalkan
minyak bumi dan ekspor kayu tropis. Kondisi demikian mudah diduga akan
berdampak pada percepatan pengurasan sumberdaya alam. Selain itu, rezim
perdagangan bebas Internasional mempunyai tujuan meningkatkan volume
perdagangan dengan membebaskan perdagangan dari segala bentuk proteksi.
Pengalaman empiris menunjukkan ekonomi global tidak dapat tumbuh tanpa ada
pengurasan ekonomi alam. Kondisi inilah yang melatarbelakangi munculnya
standarisasi produk berwawasan lingkungan pada era perdagangan bebas. Bagi
negara-negara berkembang, seperti Indonesia, kedua hal di atas dapat menjadi
dilema. Di satu pihak, terdapt kesadaran bahwa permasalahan lingkungan hidup
terasa cukup serius. Namun di lain pihak, era perdagangan bebas menuntut
produk-produk yang bermutu baik dan murah. Ketentuan standarisasi akrab
llingkungan tentunya akan menambah ongkos produksi barang yang akan menjadikan
produk-produk tersebut kurang kompetitif dibandingkan dengan yang dihasilkan
oleh Negara-negara maju yang telah terlebih dahulu mempunyai infrastruktur
produksi berwawasan lingkungan.
2.2. Pengertian
Pencemaran Lingkungan
Dampak dari
kemajuan industri dan teknologi dapat dirasakan langsung maupun tidak langung.
Dirasakan langsung apabila kegiatan industri dan teknologi tersebut dapat
dirasakan langsung oleh manusia. Dampak langsung yang bersifat positif
contohnya kegiatan industri dapat berjalan cepat dan mudah sebab dilakukan
dengan teknologi canggih, contoh lain alat komunikasi dan transportasi di masa
kini sudah cepat dan mudah sebab kemajuan dari teknologi. Dampak langsung yang
bersifat positif memang diharapkan oleh manusia, tetapi dampak langsung ini
juga memiliki sifat yang negatif. Dampak langsung yang negatif di hindari atau
dikurangi, sebab dapat merugikan kualitas hidup manusia.
2.3. Isu Lingkungan Global
Isu lingkungan global merupakan permasalahan
lingkungan dan dampak yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut
mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi dunia serta menyeluruh. Isu
lingkungan global mulai muncul dalam berberapa dekade belakangan ini. Kesadaran
manusia akan lingkungannya yang telah rusak membuat isu lingkungan ini mencuat.
Isu lingkungan global yang mencuat ke permukaan yang bersifat global serta yang
paling penting dalam lingkungan adalah mengenai pemanasan global.
![](file:///C:/Users/User/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Gambar 1 : Perkembangan
Pemanasan Global
Pemanasan global atau yang sering kita sebut global
warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan
daratan bumi. Pemanasan global atau global warming menjadi isu global mutakhir terkait lingkungan hidup
dimana pencemaran dan pengrusakan terhadap lingkungan dianggap sebagai faktor
penyebab hilangnya sifat kealamiahan bumi akibat pemanasan global. Dunia pun
menyadari untuk melakukan upaya keras mengingat semakin terancamnya eksistensi
kehidupan. Diperkirakan, setiap tahun dilepaskan 18,35 miliar ton karbon dioksida
(18,35 milliar ton karbon dioksida ini sama dengan 18,35 X 1012 atau
18.350.000.000.000/kg karbon dioksida). Pemanasan global
terjadi akibat meningkatnya gas sulfur dioksida dan gas-gas rumah kaca, seperti
CO2 akibat dari pembakaran bahan bakar fosil. Proses pemanasan global ini
terjadi ketika radiasi dari sinar matahari akan masuk ke bumi. Radiasi dari
sinar matahari tersebut akan sampai bumi dan menghangatkan bumi. Sebagian dari
radiasi matahari akan diserap oleh bumi, dan sebagian bumi akan memantulkan
kembali ke angkasa. Jika atmosfer bumi penuh dengan gas-gas rumah kaca maka
panas dari bumi tidak dapat diteruskan ke angkasa. Akibatnya, panas kembali ke
bumi. Ketika atmosfer semakin kaya
akan gas-gas rumah kaca ini, ia semakin menjadi insulator yang menahan lebih
banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi. Inilah yang disebut dengan
Efek Rumah Kaca
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah
meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ± 0.32°F ) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian
besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca
akibat aktivitas manusia” melalui Efek Rumah Kaca. Kesimpulan dasar ini telah
dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua
akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat
beberapa Ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan
IPCC tersebut. Sebagian besar para ilmuawan telah mencapai suatu kesepakatan mengenai
fenomena yang terkenal dengan nama pemanasan global dan telah menjadi sorotan utama
masyarakat dunia sekarang. Selama setengah abad sekarang ini, gas rumah kaca
CO2, methan, nitrat oksida dan CFC dilepaskan ke atmosfir bumi dalam jumlah
yang sangat besar dan dengan konsekuensi yang sangat besar. Menurut laporan
panel antara pemerintahan antar perserikatan bangsa-bangsa/IPCC, telah terjadi
kenaikan suhu minimum dan maksimum bumi antara 0,5 – 1,5 derajat. Kenaikan itu
terjadi pada suhu minimum dan maksimum disiang hari maupun malam hari antara
0,5 sampai 2,0 derajat celcius atau temperature rata – rata global telah
meningkat sekitar 0,6 derajat celcius (33 derajat F) diabandingkan dengan masa
sebelum industri. Jika
emisi gas-gas berbahaya ini terus meningkat sesuai dengan kecenderungan yang
terjadi, konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dan mencapai dua kali
lipat dari sebelum era industri pada tahun 2100. jika ini terjadi, maka
konsentrasi gas rumah kaca akan lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi
selama jutaan tahun terakhir ini. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya temperature
rata-rata global sebesar 2,5 derajat celcius, dengan peningkatan 4 derajat
celcius di daratan. Angka tersebut sepertinya kecil dan tidak berarti, tetapi
ketika temperature permukaan bumi meningkat 4 derajat C, peningkatan ini
sebenarnya cukup untuk mengakhiri zaman Es.
~ Perubahan Permukaan Laut
Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari
daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer
menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya
akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan
mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih
memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah
meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC
memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan di
daerah pantai dan banyak pulau-pulau Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir
akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air
pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana
yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara
miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai. Bahkan
sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi ekosistem pantai.
Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di
Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area
perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi
sebagian besar dari Florida Everglades Saat ini, ketinggian lautan sudah meningkat karena
blok-blok es di lautan mulai mencair. Para ilmuwan mengatakan bahwa abad paling
dalam millennium terakhir adalah abad ke-20. tidak mengeherankan jika tinggi
lautan selama abad ke-20 adalah sekitar 10 cm, dan sebagian besar diantaranya
terjadi pada abad ke-20.
~
Perubahan Iklim
Kenaikan suhu secara execeptional sangat mencemaskan
dibandingkan dengan bencana seperti banjir dan kekeringan karena kenaikan suhu
tidak tergantung dari musim dan bersifat lintas batas sehingga efek
distruksinya besar. Selain dari itu, kenaikan suhu durasinya lama dan polanya
kontinu sehingga menguras totalitas energi. Berbeda dengan banjir dan
kekeringan, sekalipun polanya saat itu acak tetapi magnitude banjir besar
terjadi pada musim hujan dan magnitude kekeringan ekstrem terjadi pada puncak
musim kemarau. Perubahan iklim sudah tidak lagi menyangkut kepentingan lingkungan
hidup. Namun, sudah meluas pada aspek keamanan pangan, ketersediaan air bersih,
kesehatan masyarakat, gangguan cuaca berupa badai yang kian meningkat
intensitasnya serta ancamannya. Intinya, resiko resiko yang dihadapi manusia
naik tajam. Tidak hanya mengarah pada kerusakan harta benda atau lingkungan,
tetapi juga mengancam jiwa manusia. Pemanasan global telah memicu peningkatan
suhu bumi yang mengakibatkan melelehnya es di gunung dan kutub, berkurangnya
ketersediaan air, naiknya permukaan air laut dan dampak buruk lainnya.
Pemanasan global seperti dilaporkan
441 pakar Intergovernmental panel on Climate change, 10 April 2007, menyebabkan
naiknya suhu permukaan bumi lima tahun mendatang berupa kegagalan panen,
kelangkaan air dan kekeringan. Diperkirakan asia akan mengalami dampak yang
paling parah, produksi pertanian tiongkok dan banglades akan anjlok 30 persen,
India akan mengalami kelangkaan air dan 100 juta rumah warga pesisir akan
tergenang. Laju
pemanasan global yang tidak terkendali akan makin mempercepat pencairan es
dikutub dan meningkatkan permukaan air laut secara drastic. Dampaknya, kawasan
pulau kecil dan pesisir makin tenggelam. Kemudian menimbulkan sedimentasi yang
menutup permukaan terumbu karang. Fenomena tersebut juga akan memicu tingkat
keasaman terumbu karang yang menimbulkan pemudaran (bleaching) hingga kepunahan
ekosistem tersebut akibat sedimentasi dan intensitas cahaya matahari yang
berkurang. Sifat
perubahan iklim tentu tidak mengenal batas Negara. Begitu pula distribusi dan
dampaknya, bahkan akan menimbulkan ketidakseimbangan dan ketidak adilan antar
Negara. Negara-negara industri adalah penyumbang terbesar gas rumah kaca yang
berdampak pada perubahan iklim, sedangkan Negara yang sedang berkembang yang
sedikit konstribusinya dalam fenomena pemanasan global ini justru terkena
dampak yang nyata. Oleh karena itu, semua pihak harus menyatakan perang melawan
pemanasan global dengan perannya masing-masing. Industri transportasi, ahli
pertanian, aktifis lingkungan, pemerintah hingga individu harus mengerem
peningkatan pemanasan global.
~ Gangguan ekologis
Hewan dan
tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini
karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global,
hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat
lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan
menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau
selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan
mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju
kutub mungkin juga akan musnah.
~ Dampak
sosial dan politik
Perubahan cuaca
dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan panas (heat Stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat
menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan Malnutrisi.
Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat
mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian
akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan
penduduk ke tempat – tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti:
diare, Malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit,
dan lain-lain.
~ Dampak Terhadap Kesehatan Manusia
Pergeseran
ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne
diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases).
Seperti meningkatnya kejadian demam Berdarah karena munculnya ruang (Ekosistem)
baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adanya perubahan iklim ini, maka
ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes aegypti), Virus, bakteri,
plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang targetnya adalah
organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksikan bahwa ada beberapa spesies
yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perubahan
ekosistem yang ekstrem ini. Hal ini juga akan berdampak perubahan iklim
(Climate change) yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu
seperti ISPA (kemarau panjang/kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan
tidak menentu)
Gradasi
Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga
berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula
dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol
selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan
seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan
lain-lain.
~ Perdebatan
tentang Pemanasan Global
Tidak semua
ilmuwan setuju tentang keadaan dan akibat dari pemanasan global. Beberapa
pengamat masih mempertanyakan apakah suhu benar-benar meningkat. Yang lainnya
mengakui perubahan yang telah terjadi tetapi tetap membantah bahwa masih
terlalu dini untuk membuat prediksi tentang keadaan pada masa depan. Kritikan
seperti ini juga dapat membantah bukti-bukti yang menunjukkan kontribusi
manusia terhadap pemanasan global dengan berargumen bahwa siklus alami dapat
juga meningkatkan suhu. Mereka juga menunjukkan fakta-fakta bahwa pemanasan
berkelanjutan dapat menguntungkan di beberapa daerah. Para ilmuwan yang
mempertanyakan pemanasan global cenderung menunjukkan tiga perbedaan yang masih
dipertanyakan antara prediksi model pemanasan global dengan perilaku sebenarnya
yang terjadi pada iklim.
Pertama, pemanasan cenderung berhenti selama tiga dekade pada pertengahan
abad ke-20, bahkan ada masa pendinginan sebelum naik kembali pada tahun
1970-an.
Kedua, jumlah total pemanasan selama abad ke-20 hanya separuh dari yang
diprediksi oleh model.
Ketiga,Troposfer lapisan atmosfer terendah, tidak memanas secepat prediksi
model.
Akan tetapi,
pendukung adanya pemanasan global yakin dapat menjawab dua dari tiga pertanyaan
tersebut. Kurangnya pemanasan pada pertengahan abad disebabkan oleh besarnyausi
udara yang menyebarkan partikulat-partikulat, terutama sulfat, ke atmosfer.
Partikulat ini, juga dikenal sebagai aerosol, memantulkan sebagian sinar
Matahari kembali ke angkasa luar. Pemanasan berkelanjutan akhirnya mengatasi
efek ini, sebagian lagi karena adanya kontrol terhadap polusi yang menyebabkan
udara menjadi lebih bersih. Keadaan pemanasan global sejak 1900 yang ternyata
tidak seperti yang diprediksi disebabkan penyerapan panas secara besar oleh
lautan. Para ilmuwan telah lama memprediksi hal ini tetapi tidak memiliki cukup
data untuk membuktikannya. Pada tahun 2000, U.S. National Oceanic and
Atmospheric Administration (NOAA) memberikan hasil analisis baru tentang suhu
air yang diukur oleh para pengamat di seluruh dunia selama 50 tahun terakhir.
Hasil pengukuran tersebut memperlihatkan adanya kecenderungan pemanasan. Suhu
laut dunia pada tahun 1998 lebih tinggi 0,2 derajat Celsius (0,3 derajat
Fahrenheit) daripada suhu rata-rata 50 tahun terakhir, ada sedikit perubahan
tetapi cukup berarti. Pertanyaan ketiga masih membingungkan. Satelit mendeteksi
lebih sedikit pemanasan di troposfer dibandingkan prediksi model. Menurut
beberapa kritikus, pembacaan atmosfer tersebut benar, sedangkan pengukuran
atmosfer dari permukaan Bumi tidak dapat dipercaya. Pada bulan Januari 2000,
sebuah panel yang ditunjuk oleh National Academy of Sciences untuk membahas
masalah ini mengakui bahwa pemanasan permukaan Bumi tidak dapat diragukan lagi.
Akan tetapi, pengukuran troposfer yang lebih rendah dari prediksi model tidak
dapat dijelaskan secara jelas.
~ Upaya
untuk mengurangi pemanasan global, antara lain:
1. Menanam
pohon, karena pohon berperan besar dalam mengurangi pemanasan global karena
pohon dalam foto sintesis pada siang hari menyerap CO2 dan menghasilkan O2.
Sehingga dapat megurangi kandungan karbondioksida di udara yang dapat memicu
menipisnya ozon dan terjadi pemanasan global.
2. Menghijaukan
hutan yang telah gundul, karena sekarang ini banyak pembalakan liar yang
menyebabkan penggundulan hutan.
3. Melakukan
efisiensi pada penggunaann bahan bakar fosil. Selain dapat menyebabkan
terjadinya pemanasan global, eksploitasi yang berlebihan pada bahan bakar fosil
juga akan menyebabkan kelangkaan pada bahan bakar fosil tersebut, kerena
bahanbakar fosil tidak dapat diperbarui.
4. Mencari
alternatif energi lain yang lebih ramah lingkungan dan harganya terjangkau oleh
masyarakat luas.
2.4. Isu Lingkungan
Nasional
Isu lingkungan nasional yaitu permasalahan
lingkungan dan dampak yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut
mengakibatkan dampak dalam skala nasional. Salah satu isu lingkungan nasional
yaitu sampah. Sampah adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat
sebagai akibat aktivitas manusia yang dianggap tidak bermanfaat dan tidak
dikehendaki oleh pemiliknya atau dibuang sebagai barang tidak berguna.
“Sampah adalah suatu bahan yang terbuang
atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum
memiliki nilai ekonomis.”
Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah
dapat dirumuskan sebagai bahan sisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Sampah yang harus dikelola tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari:
1. Rumah tangga
2. kegiatan komersial: pusat perdagangan, pasar,
pertokoan, hotel, restoran, tempat hiburan.
3. fasilitas sosial: rumah ibadah, asrama, rumah
tahanan/penjara, rumah sakit, klinik, puskesmas
4. fasilitas umum: terminal, pelabuhan, bandara,
halte kendaraan umum, taman, jalan,
5. Industri
6. hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti
sungai, danau, pantai.
Sampah padat pada umumnya dapat di bagi menjadi dua
bagian, yaitu :
1. Sampah Organik
Sampah organik (biasa disebut sampah basah) dan
sampah anorganik (sampah kering). Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan
penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari
kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan
dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik,
misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran dll.
2. Sampah Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak
terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa
dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian
zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah
jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol, tas plsti.
Dan botol kaleng Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian.
Berdasarkan asalnya,kertas, koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi
karena kertas, koran, dan karton dapat didaur ulang seperti sampah anorganik
lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik), maka dimasukkan ke dalam kelompok
sampah anorganik. Sudah
kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah
tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan
dapat lebih ditingkatkan. Namun seringkali peningkatan teknologi juga
menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit.
1. Dampak bagi kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai
(pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi
beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing
yang dapat menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan
adalah sebagai berikut:
·
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum.
Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat
di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
·
Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
·
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia).
Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui
makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
·
Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang
kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah
terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke
laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
2. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase
atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati
sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya
ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan
menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau
kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
3. Dampak terhadap keadaan social
dan ekonomi
·
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang
kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang
buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
·
Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
·
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara
langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung
(tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).
·
Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,
drainase, dan lain-lain.
·
Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang
tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air.
Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung
membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering
dibersihkan dan diperbaiki.
~ Pencemaran Air
Pencemaran air
adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau,
sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam
seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dan lain-lain juga mengakibatkan
perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai
pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki
karakteristik yang berbeda- beda. Meningkatnya kandungan nutrient dapat mengarah
pada eutrofikasi Sampah organic seperti air comberan dapat
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang
mengarah pada kurangnya oksigen yang dapat berdampak buruk bagi semua
ekosistem. Industry membuang berbagai macam
polutan kedalam air dan menimbulkan efek kurangnya oksigen dalam perairan
tersebut.
![*](file:///C:/Users/User/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif)
· Hujan
1. Hujan Asam
(Sulfur Dioksida, Nitrogen Dioksida)
2. Pencemaran udara: asap knalpot
kendaraan bermotor, asap pabrik
· Permukaan Bumi
1. Industri:
bahan kimia, sisa toksik, logam berat, minyak, radioaktif
2. Pertanian:
pestisida, bahan kimia
3. Manusia:
sisa bahan cucian, sampah, kuman, bakteri, virus
Parit &
Sungai: semua pencemaran dari hujan dan permukaan mengalir ke parit lalu ke
sungai.
· Rumah Tangga
1. Pipa air
(berkarat)
2. Tangki air
(kuman, parasit, cacing, serangga)
~ Pencemaran Udara
Pencemaran
udara adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain ke dalam udara dan atau berubahnya susunan udara oleh kegiatan
manusia, sehingga mutu udara menurun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya.Terjadinya pengurangan maupun penambahan salah satu komponen
kimia yang terkandung dalam udara (perubahan dari komposisi tersebut di atas)
yang secara langsung atau tidak mempengaruhi kesehatan, keamanan dan kenyamanan
manusia.
~ Sumber pencemara udara
a. Transportasi (sumber bergerak)
Ket:jumlah keadaan yang begitu
banyak juga mempengaruhi kualitas udara.
b. Pembakaran bahan bakar dari sumber
tetap
ket: terkadang kebakaran banguan
maupun hutan juga menjadi sumber penyebab dari pencemaran udara.
c. Proses industri (sumber tetap)
Ket: industri negara maju sangat
berpengaruh terhadap pencemaran udara
d. Pembangunan limbah padu (sumber
tetap).
Sumber
pencemaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya Pencemaran udara out door dan
Pencemaran udara in door
Dampak
Pencemaran Udara :
- Penipisan
Ozon
-
Pemanasan Global ( Global Warming )
- Penyakit
pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan
- Terganggunya
fungsi reproduksi
- Stres dan
penurunan tingkat produktivitas
- Kesehatan dan
penurunan kemampuan mental anak-anak
- Penurunan
tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.
~ Pencemaran Tanah
Pencemaran
tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan
pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu
zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap,
tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam
tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di
tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau
dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Pada kesehatan dampak
pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk
ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam
pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.
Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan
otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
~ Efek Rumah Kaca
a. Pengertian
efek rumah kaca
Efek rumah
kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan sebuah
proses di mana atmosfer memanaskan sebuah planet. Mars, Venus, dan benda langit
beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah
kaca.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakangan ini diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat. Ketika radiasi matahari tampak maupun tidak tampak dipancarkan ke bumi, 10 energi radiasi matahari itu diserap oleh berbagai gas yang ada di atmosfer, 34% dipantulkan oleh awan dan permukaan bumi, 42% membuat bumi menjadi panas, 23% menguapkan air, dan hanya 0,023% dimanfaatkan tanaman untuk perfotosintesis. Malam hari permukaan bumi memantulkan energi dari matahari yang tidak diubah menjadi bentuk energi lain seperti diubah menjadi karbohidrat oleh tanaman dalam bentuk radiasi inframerah. Tetapi tidak semua radiasi panas inframerah dari permukaan bumi tertahan oleh gas-gas yang ada di atmosfer. Gas-gas yang ada di atmosfer menyerap energi panas pantulan dari bumi. Dalam skala yang lebih kecil – hal yang sama juga terjadi di dalam rumah kaca. Radiasi sinar matahari menembus kaca, lalu masuk ke dalam rumah kaca. Pantulan dari benda dan permukaan di dalam rumah kaca adalah berupa sinar inframerah dan tertahan atap kaca yang mengakibatkan udara di dalam rumah kaca menjadi hangat walaupun udara di luar dingin. Efek memanaskan itulah yang disebut efek rumah kaca atau ”green house effect”. Gas-gas yang berfungsi bagaikan pada rumah kaca disebut gas rumah kaca atau ”green house gases”.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakangan ini diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat. Ketika radiasi matahari tampak maupun tidak tampak dipancarkan ke bumi, 10 energi radiasi matahari itu diserap oleh berbagai gas yang ada di atmosfer, 34% dipantulkan oleh awan dan permukaan bumi, 42% membuat bumi menjadi panas, 23% menguapkan air, dan hanya 0,023% dimanfaatkan tanaman untuk perfotosintesis. Malam hari permukaan bumi memantulkan energi dari matahari yang tidak diubah menjadi bentuk energi lain seperti diubah menjadi karbohidrat oleh tanaman dalam bentuk radiasi inframerah. Tetapi tidak semua radiasi panas inframerah dari permukaan bumi tertahan oleh gas-gas yang ada di atmosfer. Gas-gas yang ada di atmosfer menyerap energi panas pantulan dari bumi. Dalam skala yang lebih kecil – hal yang sama juga terjadi di dalam rumah kaca. Radiasi sinar matahari menembus kaca, lalu masuk ke dalam rumah kaca. Pantulan dari benda dan permukaan di dalam rumah kaca adalah berupa sinar inframerah dan tertahan atap kaca yang mengakibatkan udara di dalam rumah kaca menjadi hangat walaupun udara di luar dingin. Efek memanaskan itulah yang disebut efek rumah kaca atau ”green house effect”. Gas-gas yang berfungsi bagaikan pada rumah kaca disebut gas rumah kaca atau ”green house gases”.
b. Proses
terjadi
Proses
terjadinya efek rumah kaca ini berkaitan dengan daur aliran panas matahari.
Kurang lebih 30% radiasi matahari yang mencapai tanah dipantulkan kembali ke
angkasa dan diserap oleh uap, gas karbon dioksida, nitrogen, oksigen, dan
gas-gas lain di atmosfer. Sisanya yang 70% diserap oleh tanah, laut, dan awan.
Pada malam hari tanah dan badan air itu relatif lebih hangat daripada udara di
atasnya. Energi yang terserap diradiasikan kembali ke atmosfer sebagai radiasi
inframerah, gelombang panjang atau radiasi energi panas. Sebagian besar radiasi
inframerah ini akan tertahan oleh karbon dioksida dan uap air di atmosfer.
Hanya sebagian kecil akan lepas ke angkasa luar. Akibat keseluruhannya adalah
bahwa permukaan bumi dihangatkan oleh adanya molekul uap air, karbon dioksida,
dan semacamnya. Efek penghangatan ini dikenal sebagai efek rumah kaca. Sedangkan
proses secara singkatnya yaitu ketika sinar radiasi matahari menembus kaca
sebagai gelombang pendek sehingga panasnya diserapa oleh bumi dan tanaman yang
ada di dalam rumah kaca tersebut. Untuk selanjutnya, panas tersebut di
radiasikan kembali namun dengan panjang gelombang yang panjang(panjang
geklombang berbanding dengan energi) sehingga sinar radiasi tersebut tidak
dapat menembus kaca. Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu yang di luar rumah kaca.
![](file:///C:/Users/User/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.jpg)
Ket: gambar di
atas menjelaskan siklus efek rumah kaca.
c. Pengaruh
Pengaruh rumah kaca terbentuk dari interaksi antara atmosfer yang jumlahnya meningkat dengan radiasi solar. Meskipun sinar matahari terdiri atas bermacam-macam panjang gelombang, kebanyakan radiasi yang mencapai permukaan bumi terletak pada kisaran sinar tampak. Hal ini disebabkan ozon yang terdapat secara normal di atmosfer bagian atas, menyaring sebagian besar sinar ultraviolet. Uap air atmosfer dan gas metana dari pembusukan – mengabsorpsikan sebagian besar inframerah yang dapat dirasakan pada kulit kita sebagai panas. Kira-kira sepertiga dari sinar yang mencapai permukaan bumi akan direfleksikan kembali ke atmosfer. Sebagian besar sisanya akan diabsorpsikan oleh benda-benda lainnya. Sinar yang diabsorpsikan tersebut akan diradiasikan kembali dalam bentuk radiasi inframerah dengan gelombang panjang atau panas jika bumi menjadi dingin. Sinar dengan panjang gelombang lebih tinggi tersebut akan diabsorpsikan oleh karbon dioksida atmosfer dan membebaskan panas sehingga suhu atmosfer akan meningkat. Karbon dioksida berfungsi sebagai filter satu arah, tetapi menghambat sinar dengan panjang gelombang lebih untuk melaluinya dari arah yang berlawanan. Aktivitas filter dari karbon dioksida mengakibatkan suhu atmosfer dan bumi akan meningkat. Keadaan inilah yang disebut pengaruh rumah kaca. Pengaruh karbon dioksida yang dihasilkan dari pencemaran udara berbentuk gas yang salah satunya adalah dari rumah kaca. Karbon dioksida mempunyai sifat menyerap sinar (panas) matahari yaitu sinar inframerah – sehingga temperatur udara menjadi lebih tinggi karenanya. Apabila kadar yang lebih ini merata di seluruh permukaan bumi, temperatur udara rata-rata di seluruh permukaan bumi akan sedikit naik, dan ini dapat mengakibatkan meleburnya es dan salju di kutub dan di puncak-puncak pegunungan, sehingga permukaan air laut naik
Pengaruh rumah kaca terbentuk dari interaksi antara atmosfer yang jumlahnya meningkat dengan radiasi solar. Meskipun sinar matahari terdiri atas bermacam-macam panjang gelombang, kebanyakan radiasi yang mencapai permukaan bumi terletak pada kisaran sinar tampak. Hal ini disebabkan ozon yang terdapat secara normal di atmosfer bagian atas, menyaring sebagian besar sinar ultraviolet. Uap air atmosfer dan gas metana dari pembusukan – mengabsorpsikan sebagian besar inframerah yang dapat dirasakan pada kulit kita sebagai panas. Kira-kira sepertiga dari sinar yang mencapai permukaan bumi akan direfleksikan kembali ke atmosfer. Sebagian besar sisanya akan diabsorpsikan oleh benda-benda lainnya. Sinar yang diabsorpsikan tersebut akan diradiasikan kembali dalam bentuk radiasi inframerah dengan gelombang panjang atau panas jika bumi menjadi dingin. Sinar dengan panjang gelombang lebih tinggi tersebut akan diabsorpsikan oleh karbon dioksida atmosfer dan membebaskan panas sehingga suhu atmosfer akan meningkat. Karbon dioksida berfungsi sebagai filter satu arah, tetapi menghambat sinar dengan panjang gelombang lebih untuk melaluinya dari arah yang berlawanan. Aktivitas filter dari karbon dioksida mengakibatkan suhu atmosfer dan bumi akan meningkat. Keadaan inilah yang disebut pengaruh rumah kaca. Pengaruh karbon dioksida yang dihasilkan dari pencemaran udara berbentuk gas yang salah satunya adalah dari rumah kaca. Karbon dioksida mempunyai sifat menyerap sinar (panas) matahari yaitu sinar inframerah – sehingga temperatur udara menjadi lebih tinggi karenanya. Apabila kadar yang lebih ini merata di seluruh permukaan bumi, temperatur udara rata-rata di seluruh permukaan bumi akan sedikit naik, dan ini dapat mengakibatkan meleburnya es dan salju di kutub dan di puncak-puncak pegunungan, sehingga permukaan air laut naik
e.
Dampak
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan
mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat
mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi
kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Efek rumah kaca juga
akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan
terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara Kepulauan akan
mendapatkan pengaruh yang sangat besar. Menurut perkiraan, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi
rata-rata 1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti
sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5°C sekitar
tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan
semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap
atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat. Efek
rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan
gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh
kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik
lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
mengabsorpsinya. Energi yang masuk ke bumi mengalami: 25% dipantulkan oleh awan
atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diabsorpsi permukaan bumi
5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energi yang diabsorpsi dipantulkan
kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun
sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2
dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek
rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara
siang dan malam dibumi tidak terlalu jauh berbeda. Selain gas CO2, yang dapat
menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida
(NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas
metana (CH4) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan
penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
~ Penggundulan Hutan
Indonesia
merupakan paru-paru dunia, di Indonesia terdapat beberapa hutan yang
menghasilkan oksigen dalam jumlah besar. Meskipun julukan itu desematkan ke
Indonesia namun tidak membuat masyarakat Indonesia untuk menjaga kelestarian
hutan. Penyebab penggundulan hutan diantaranya ialah:
· Penebangan
hutan secara liar
Penebangan hutan secara
liar sangat rentan terjadi di Indonsia, hal ini disebabkan oleh tingkat ekonomi
penduduk yang lemah, harga kayu yang mahal dan para usahawan yang ingin meraup
unung sebesar-besarnya.
![](file:///C:/Users/User/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.jpg)
Ket: Keadaan
hutan yang telah ditebang secara liar dan tidak ditanam kembali dengan pohon
baru.
· Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan
juga sering terjadi di Indonesia, diantaranya yang terjadi di Riau, Kalimantan
dam daerah lainnya. Kebakaran hutan ini disebabkan oleh kelalaian manusia yang
membakar sedikit lahan namun kebakaran tersebut meluas.
![](file:///C:/Users/User/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.jpg)
Ket: Kondisi
hutan yang terbakar.
~ Perubahan Iklim
Beberapa daerah
tertentu di Indonesia sangat rentan terhadap beragam bahaya perubahan iklim.
Meskipun temperatur udara di Indonesia kemungkinanakan mengalami sedikit
kenaikan, perubahan iklim akan mengakibatlkancurah hujan yang lebih besar dan
kenaikan permukaan laut. Masyarakat dan ekosistem yang sangat rentan terhadap
risiko perubahan iklim beradadi Jawa, Bali, beberapa bagian Sumatra dan sebagian
besar Papua.Pemanasan laut juga akan berpengaruh pada keanekaragaman hayati
lautdan sangat berbahaya bagi terumbu karang, yang sebelumnya telah risiko
pemutihan. Dampak potensial dari pembangunan meliputi:
• Peningkatan ancaman terhadap
ketersediaan pangan
• Penurunan produktivitas pertanian
• Banjir yang melanda zona dan
komunitas pesisir yang produktif
• Hilangnya mata pencaharian usaha
tani dan pesisir
• Peningkatan intensitas penyakit yang
ditularkan melalui air dan vektor.
2.5. Isu Lingkungan Lokal
Isu lingkungan lokal merupakan yaitu permasalahan
lingkungan dan dampak yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut
mengakibatkan dampak sangat dirasakan bagi daerah lokal. Salah satu isu
pencemaran lokal pada propinsi Kalimantan Barat yaitu pencemaran sungai Kapuas.
Sungai Kapuas merupakan sungai yang ada di Kalimantan Barat dan telah menjadi
sumber air yang digunakan oleh penduduk setempat untuk melakukan aktifitas
seperti mencuci, mandi dan lain sebagainya.
Menurut D. Dwidjoseputro, pencemaran air merupakan suatu
perubahan kualitas fisik, kimia dan biologi air yang tidak diinginkan, sehingga
dapat menimbulkan kerugian kerena mempengaruhi sistem kehidupan.
Apabila semua kegiatan industri dan teknologi
memperhatikan dan melaksanakan pengolahan air limbah industri dan masyarakat
umum juga tidak membuang limbah secara sembarangan maka masalah pencemaran air
sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, dalam kenyataannya masih banyak
industri atau suatu pusat kegiatan kerja yang membuang limbahnnya ke lingkungan
melalui sungai Kapuas. Pembuangan air limbah secara langsung ke lingkungan
inilah yang menjadi penyebab utama pencemaran air di sungai Kapuas. Persoalan kualitas air
adalah persoalan serius daerahKalomantan Barat, di mana 70 persen masyarakat
Kota Pontianak dan Kalbar masih menggunakan air Sungai Kapuas secara langsung
sebagai air konsumsi sehari-hari, baik melalui proses penyaringan PDAM maupun tidak.
Pencemaran berbagai zat kimia
berbahaya di Sungai Kapuas di Kalimantan Barat saat ini sudah terjadi mulai
bagian hulu hingga hilir sungai. Sungai Kapuas tak hanya tercemari zat kimia
merkuri, tetapi juga limbah pabrik, bakteri coli, dan ada juga indikasi
tercemar pestisida dari perkebunan. Dari penelitian Fakultas MIPA Universitas
Tanjungpura Pontianak pertengahan 2008 di hulu Sungai Kapuas, di Kabupaten
Sintang dan Sekadau, tampak bahwa sungai dengan panjang 1.086 kilometer itu
secara kimiawi dan biologis sudah tercemar. Temuan ini melengkapi penelitian
beberapa tahun sebelumnya, saat ditemukan kandungan Hg yang melebihi ambang
batas di bagian hilir Sungai Kapuas. Sungai Kapuas telah menunjukan gejala tercemar oleh
zat kimia merkuri, limbah pabrik, bakteri coli, dan ada juga indikasi tercemar
pestisida dari perkebunan. Hal ini terlihat pada saat musim hujan sungai
menjadi keruh dan tidak jernih lagi. Sehingga menimbulkan kekhawatiran apabila
kondisi ini dibiarkan maka 5 tahun ke depan, akan tak melihat lagi sungai yang
jernih dan layak untuk dikonsumsi. Merkuri merupakan bahan kimia yang biasa digunakan
untuk memurnikan butiran emas pada penambangan emas tanpa izin. Merkuri yang
masuk ke tubuh manusia bisa mengganggu sistem saraf dan sistem enzym yang berguna
bagi metabolisme tubuh. Dampak pada manusia: menderita tremor, hilang ingatan,
mengganggu pertumbuhan janin. Beradasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
Sungai Kapuas juga ditemukan adanya biota Benthos jenis Chironomous. Jenis ini hanya dapat hidup di daerah tercemar. Di
sana juga dijumpai plankton yang hanya hidup di air tercemar. Sejauh ini, air Sungai Kapuas dikatakannya masih
kerap dimanfaatkan untuk industri, perhotelan, rumah makan dan sejenisnya.
Pencemaran di daerah aliran sungai (DAS) Kapuas selama ini dijelaskannya akibat
pengaruh aliran hulu ke hilir, kandungan merkuri akibat aktivitas penambangan
emas tanpa izin (PETI), limbah rumah tangga dan industri. Mudahnya merkuri dijual di pasaran Kalbar, baik
dalam kemasan kantung maupun botol plastik, turut berdampak mencemari Sungai
Kapuas. Harga senyawa yang dipakai untuk aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin
ini pun amat terjangkau bila dibandingkan dengan harga emas yang
melangit.Merkuri dijual seharga Rp 25 ribu per gram. Bapedalda Provinsi Kalbar
pun belum diketahui nama perusahaan yang mengelola distribusi merkuri di
Kalbar. Sebab, di negara ini pun belum ada satu pabrik pun yang memproduksi
merkuri dalam kapasitas untuk diperjualbelikan. Dari hasil penelitian yang telah mereka lakukan di
beberapa wilayah yang selama ini dijadikan sebagai kawasan pertambangan emas,
daerah di DAS Kapuas yang memiliki kandungan air raksa tertinggi terdapat
diwilayah kecamatan Timpah. Dibandingkan hasil penelitian 2001, terdapat
sedikit penurunan kadar mercury yang terkandung dalam air sungai di DAS Kapuas.
Dari 50 lokasi yang dijadikan sampel penelitian ketika itu, diketahui
kandungannya telah mencapai 0,0262 hingga 0,0351 miligram air raksa per 1
liter. Namun
pencemaran itu harus diwaspadai sedini mungkin,mengingat pengonsumsian air
raksa bisa terjadi tidak secara langsung tanpa harus lebih dahulu menggunakan
air sungai yang tercemar seperti untuk minum atau memasak.Antara lain seperti
mengkonsumsi ikan sungai.
2.6. Studi Kasus
Tidak dapat dipungkiri lagi, manusia sebagai makhluk
yang “lebih berkuasa” merupakan pemeran utama adanya pemanasan global. Hal ini
disebabkan manusia lah yang penyumbang gas rumah kaca terbesar. Dari berbagai
aktivitasnya penggunaan energi fosil merupakan penyumbang gas rumah kaca
terbanyak. Berdasarkan World Development Report 1998/99 dari Bank Dunia, total emisi
CO2 dunia pada tahun 1995, baik berasal dari penggunaan energi maupun dari
sumber lain sebesar 22.700 juta ton. Amerika Serikat menempati urutan pertama
dalam hal pembuangan emisi gas CO2 sebanyak 24,1% (melebihi Jepang, India,
China, maupun gabungan tiga negara ini, maupun jika dibandingkan dengan Eropa).
Selain penggunaan energi fosil, pemakaian barang-barang yang akan menimbulkan
aerosol yang berlebihan di atmosfer juga menimbulkan pemanasan global. Sebagai
contoh penggunaan freon pada AC, pemakaian hair dan parfum spray maupun asap
kendaraan bermotor yang menimbulkan senyawa timbal (Pb). Semakin berkurangnya hutan
memegang peranan dalam pemanasan global. Kawasan hutan merupakan areal yang
mempunyai manfaat langsung bagi masyarakat, namun pada kenyataannya selama ini
belum banyak dipahami kalangan awam sebagai sesuatu yang berarti. Mereka
menilai kawasan hutan merupakan kawasan tutupan hutan yang hanya mempunyai makna
ekonomi jika kayu yang ada di dalamnya bisa dijual atau dimanfaatkan untuk
bangunan. Air yang
terserap dari gunung menciptakan kesuburan tanah dan menjaga kecukupan air
masyarakat yang keluar lewat mata air kemudian dialirkan melalui sungai-sungai
dan air tersebut dimanfaatkan untuk lahan pertanian masyarakat sekitar.
Memang sangat berorientasi pada
kepentingan manusia yang ada disekitar kawasan hutan, namun jika dihubungkan
secara global, ekosistem hutan lebih dari itu. Hutan telah berjasa dalam
keseimbangan iklim, mengurangi polusi, mereduksi, menyerap CO2 dan
mengurangi pemanasan global. Beberapa tahun terakhir ini penjarahan hutan atau penebangan liar di
kawasan hutan makin marak terjadi dimana-mana seakan-akan tidak terkendali.
Ancaman kerusakan hutan ini jelas akan menimbulkan dampak negatif yang luar
biasa besarnya karena adanya efek El-Nino dari hilangnya hutan, terutama pada
kawasan-kawasan yang mempunyai fungsi ekologis dan biodiversiti besar. Badan
Planologi Departemen Kehutanan melalui citra satelit menunjukkan luas lahan
yang masih berhutan atau yang masih ditutupi pepohonan di Pulau Jawa tahun
1999/2000 hanya tinggal empat persen saja. Kawasan ini sebagian besar merupakan
wilayah tangkapan air pada daerah aliran sungai (DAS). Akibat dari kejadian ini
hilangnya suatu kawasan hutan yang tadinya dapat mendukung kehidupan manusia
dalam berbagai aspek. seperti kebutuhan air, oksigen (O2), kenyamanan (iklim
mikro), keindahan (wisata), penghasil kayu, rotan, dammar, penyerapan karbon,
pangan dan obat-obatan, sekarang ini sudah sulit di dapatkan lagi.
Samsung Titanium Watch review (2020): The latest tech innovations
BalasHapusThe Huawei watches are schick quattro titanium a brand titanium rod in femur complications new and innovative trekz titanium pairing alternative to the samsung titanium watch previous titanium necklace Galaxy Note and Galaxy Note 4 flagship phones.
more cheap sex toys,dildo,realistic dildo,dog dildo,vibrators,dog dildo,vibrators,male sex doll,sex toys like it
BalasHapusw782w2wowvl526 G-Spot Vibrators,Rabbit Vibrators,couples sexy toys,vibrating dildos,horse dildo,Clitoral Vibrators,realistic dildos,male masturbator,dildos a760h8ltxub190
BalasHapusj017p9qwpan677 dog dildo,black dildos,sex chair,horse dildo,bulk sex dolls,realistic sex dolls,custom sex doll,wholesale sex toys,realistic dildo d256g4uugza130
BalasHapus